Ji Lee/NY Times |
Kembali kita mengenang seorang steve jobs seorang jenius dengan karya-karya yang fenomenal. Siapa yang bilang jenius? Walter Isaacson menulis dikolom opini pada The New York Times berjudul Steve Jobs's Genius dan membandingkannya dengan pendiri Microsoft Bill Gates. Dia mengatakan "...Bill Gates is super-smart, but Steve Jobs was super-ingenious."
Menjadi genius seperti Steve Jobs mungkin relatif sulit, karena itu judulnya saya turunkan sedikit menjadi cerdas ala Steve Jobs. Hehe...
Bagaimana Steve Jobs mendapatkan kecerdasannya?
Oke sekarang kita perlu masuk dulu sedikit meresapi bagaimana cara Steve Jobs mencari inspirasi.
Jalan-jalan |
Kalau bagi orang yang emang niatnya foya-foya lain hal lah ya...
Setiap kita bepergian ke suatu tempat kita bertemu dengan banyak orang, bertemu dengan budaya baru, bahasa baru, alam yang baru, teknologi baru, sudut pandang baru. Sehingga referensi berfikir kita tentu akan lebih luas, ketika referensi berfikir kita luas maka dengan mudah kita menghasilkan inovasi.
"Creativity is just connecting things" - Steve Jobs
Maka dari itu carilah inspirasi dengan jalan-jalan, kalau belum pernah keluar kota, cobalah keluar kota. Kalau sudah keluar kota coba keluar pulau. Kalau sudah keluar pulai coba keluar negeri. Dunia ini luas, sayang kalau kita hidup hanya ditempat yang sama saja bertahun-tahun.
Baca juga : Inovasi Apple Setelah Ditinggal Steve Jobs
Di Indonesia mungkin punya budaya yang mirip dengan yang dilakukan Steve Jobs, yaitu merantau, budaya merantau yang telah mengakar di negara kita ini sebenarnya sungguh budaya yang bagus. Kita sering melihat fakta di lapangan bahwa orang-orang sukses di Indonesia rata-rata adalah para perantau. Ditambah lagi merantau bukan hanya sekedar jalan-jalan, tapi bertahan hidup.
Ketika seseorang sudah mengeluarkan mode bertahan hidupnya, pastilah kreativitas akan muncul otak cerdasnya dipaksa bekerja. Mengeluarkan ide-ide yang terpaksa harus briliant.
Steve jobs berpendapat orang cerdas adalah yang memiliki pengalaman hidup yang unik, mereka terbuka terhadap pengalaman baru, mau terus belajar dari segala hal, pengalaman orang lain. Nah dalam perjalanan atau perantauan mental inilah yang harus kita bangun. Kita siapkan diri kita menampung ilmu sebanyak-banyaknya.
Pada akhirnya kita akan mempunyai kemampuan untuk zoom out, memotret dunia ini dari atas dan tentu kita yang paling tau jalan terbaik mana yang harus dilewati, ketika orang-orang biasa masih harus meraba melihat peta untuk menemukan jalan kehidupan.
Jangan terlalu lama jaga kandang, ayo jalan-jalan
"Jika Anda memiliki kumpulan pengalaman yang sama seperti orang lain, maka kemungkinan Anda akan membuat koneksi yang sama dengan orang lain, sehingga Anda akan menjadi tidak inovatif" - Steve Jobs
Beberapa suku/etnis di Dunia ini ada yang tidak suka jalan-jalan dan ada yang suka jalan-jalan, kita bisa melihat suku apa saat ini yang paling eksis? Apakah yang suka jalan-jalan atau yang menetap? Terbuktikan teorinya Steve Jobs ini?
Last but not least
Semua orang terlahir cerdas, keluarga, lingkungan dan pengalaman perlahan membentuk dan mengasah kecerdasannya masing-masing. Belajarlah dari Steve Jobs, ambil kebaikan yang ada pada dirinya. Pelajari lalu praktikkan. Belajarlah dari orang-orang sukses lainnya, ambil kebaikan yang ada pada dirinya. Pelajari lalu praktikkan.
Kecerdasan bukan jaminan untuk sukses, tapi kesuksesan membutuhkan kecerdasan, kemauan, kerja keras dan action.
So lets take an action, today :) bit by bit until megabit and someday become gigabit.