Negara Terbesih pun Kebanjiran, Welcome to Flooding Singapore

Para pekerja di Singapura menunggu bis di halte sambil berdiri di atas kursi menghindari air yang menggenangi jalan dan halte dengan ketinggian sebetis orang dewasa.

Terlihat pada gambar yang di ambil dari atas gedung jalan saluran air yang meluap sampai ke jalan raya. Daerah-daerah yang terdampak banjir antara lain Woodlands, Bukit Timah, Sunset Drive, dan Singapura bagian barat.

Kerusakan alam dan perubahan iklim telah menjadi masalah bersama umat manusia bersama, terlepas dari dimana manusia itu tinggal. Perubahan iklim akan berdampak pada seluruh negara sekalipun negara tersebut menerapkan hidup disiplin dan amat cinta kebersihan seperti di Negara Singapur.

Kebanjiran yang melanda eropa baru-baru ini pun membuka mata kita semua, negara-negara seperti Jerman, Inggris, Belanda, Belgia, dan beberapa negara eropa lainnya mengalami kebanjiran di saat yang bersamaan.

Belum lagi China yang berkali-kali dihantam banjir bandang dan disebut-sebut terparah dalam 100 tahun terakhir sampai badai pasir setinggi 100 meter yang menghantam kota Dunhuang. 

Penumpang subway (kereta bawah tanah) terperangkap banjir di China

Kebakaran di Australia ingat?


Ketika hujan yang seharusnya anugrah dan berkah berubah menjadi petaka, terik matahari yang seharusnya memberikan kehidupan dan kehangatan berubah menjadi mimpi buruk dan bencana. Ada yang salah pada cara kita mengelola alam ini.

Pandemi Covid? Sudah ya, cukup kita gak perlu bahas. Sudah bosan, dan pastinya kalian semua sudah mengetahuinya bahwa pandemi ini karena ulah kita juga, manusia.

Teknologi dan Industri berkembang pesat belakangan ini, gedung-gedung bertingkat berlomba-lomba dibangun dan ditinggikan. Di sisi lain exploitasi alam juga besar-besaran, pembalakan hutan secara sporadis, punahnya banyak spesies tumbuhan dan hewan langka, pencemaran lingkungan, semua itu mencerminkan keserakahan manusia sebagai makhluk hidup. Apakah ada yang mencoba menyangkalnya?

Alam membutuhkan keseimbangan, saatnya kita gunakan teknologi bukan hanya untuk meraih pundi-pundi tapi juga untuk menjaga agar alam tetap lestari seperti yang dilakukan teman-teman di startup flowless atau sebagai apapun profesi kita yuk kita jaga apa yang telah diberikan kepada kita semua agar kelak anak cucu kita dapat menikmati indahnya pantai di sore hari dan sejuknya embun pegunungan di pagi hari. 

Siapa yang bisa memulai? Kita Bangsa Indonesia yang dititipkan Alam terindah di Bumi. Gemah Ripah Loh Jinawi.

Ahmad Alimuddin

Pegiat IT, pencinta startup. Pemrograman, Jaringan, Edukasi IT, makananku sehari-hari. Saat ini fokus kepada Pengembangan produk, product Management dan User Experience Research. Bapak dari 4 orang anak dari 1 istri :)

2 Komentar

Lebih baru Lebih lama