Foto Antara. Ledakan dahsyat di Blitar, Jawa Timur. |
Memilih dan menentukan bisnis harus banyak memperhatikan resiko. Terlebih jika sudah jelas pemerintah mengeluarkan larangan. Peristiwa naas dan memilukan yang terjadi baru-baru ini di Blitar, Jawa Timur menjadi pelajaran yang sangat berharga untuk kita semua.
Peristiwa ledakan tersebut telah menewaskan empat orang. Dari empat orang yang berada di dalam rumah tersebut pada saat kejadian, satu jenazah telah diidentifikasi atas nama Darman, sementara potongan anggota tubuh lainnya masih dalam proses identifikasi. Tim masih terus melakukan identifikasi pada temuan potongan anggota tubuh yang sudah diamankan dan dibawa ke rumah sakit terdekat.
Selain empat korban tewas, delapan orang warga lainnya mengalami luka-luka, terutama akibat tertimpa reruntuhan atap atau plafon rumah. Mayoritas dari mereka sedang menjalani perawatan medis. Kerusakan juga terjadi pada 15 rumah warga di sekitar lokasi kejadian, dimana tembok dan atapnya banyak yang rusak parah.
Salah seorang warga, Imam Syafii, mengatakan bahwa kejadian ledakan itu cukup mengerikan. Ia menyaksikan kilatan warna kuning dari luar rumah yang diikuti dengan suara ledakan yang cukup keras. Menurut Juni Arifin, seorang warga setempat, Darman adalah seorang buruh tani dan marbot Masjid An Nur Dusun Tegalrejo, Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar. Ia dan anak-anaknya biasanya membuat mercon (petasan) sendiri setiap tahun menjelang puasa.
Polisi masih berjaga di sekitar lokasi kejadian untuk menunggu proses olah TKP serta menjaga agar warga yang tidak berkepentingan tidak mendekat.
Bisnis petasan memang termasuk dalam kategori bisnis terlarang di beberapa negara, termasuk Indonesia. Selain itu, kecelakaan yang terkait dengan produksi atau penggunaan petasan juga sering terjadi dan dapat menimbulkan kerugian besar, bahkan korban jiwa. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami risiko yang terkait dengan bisnis dan penggunaan petasan, serta menjauhinya untuk kepentingan keselamatan bersama.
Sumber :